Seperti yang dilansir dari sumbernya Wikipedia dan Sayangi.com, lagu Lullaby
Nina Bobo ini ternyata mempunyai cerita mistis dibalik kelembutan
syairnya. Memang sih mungkin sudah ada yang tahu. Apalagi cerita mitos
ini sudah ada yang membuat versi layar lebarnya. Film bioskop 'Oo Nina
Bobo' ini telah dirilis tanggal 20 Maret tahun 2014. insyaallah kalau masih ada, kalian bisa melihatnya
di bioskop kesayangan kalian. Lalu bandingkan dengan cerita mitos yang
ditulis oleh Bacakana ini. Apakah sama? Untuk melihat trailernya silahkan menuju ke
Para orang tua yang memiliki anak kecil atau anak bayi seringkali menyanyikan lagu pengantar tidur nina bobo untuk
melelapkan anaknya agar tertidur lagi. Selain karena nada dan bait lagu
ini pendek serta mudah diingat, konon katanya ketika lagu itu
dinyanyikan, ada seseorang gadis yang membantu anak kecil tersebut tidur
terlelap. Siapakah gadis itu? Dia adalah... nanti tahu sendiri kog..
hehe..
''Nina bobo oo nina bobo.. kalau tidak bobo digigit nyamuk..''
Ada tiga versi cerita yang berbeda menceritakan asal usul lagu Nina Bobo ini. Menurut cerita dua versinya mengatakan bahwa lagu Nina Bobo
lahir dari nama seorang gadis bernama Nina. Sedangkan cerita menurut
versi ketiga lagu Nina bobo dikatakan tidak ada sangkut pautnya dengan
nama gadis tersebut. Lalu manakah yang benar?? Terserah kalian mau pilih
yang mana dan mau percaya yang mana. Kalau JCC percaya sama cerita yang
rasional, tapi jika kalian lebih menyukai hal hal yang berbau gaib atau
mistis tidak apa-apa. bacakana hanya menginformasikan saja.
Dalam versi pertama disebutkan bahwa lagu Nina Bobo ini diciptakan oleh seorang wanita Jawa bernama Mustika untuk anaknya yang bernama Helenina Mustika Van Rodjnik, hasil pernikahannya dengan seorang pria Belanda bernama Van Rodjnik. Helenina yang seringkali dipanggil dengan sapaan Nina
ini lahir pada tahun 1871. Nina sering kali tidak bisa tidur di malam
hari [insomnia]. Untuk membuat Nina mudah tertidur, Ibunya yang bernama
Mustika kemudian bersenandung kecil untuk menenangkan gelisah Nina,
hingga akhirnya Nina pun tertidur lelap.
Karena sudah terbiasa mendengarkan lagu itu, Ninapun menjadi tidak bisa
tidur jika tidak mendengar lagu tidur dari sang Ibu. Hal tersebut
membuat sang ayah, Kapten Van Rodjnik meminta istrinya untuk membuatkan
lirik dari lagu tersebut agar lebih menarik untuk dinyayikan. Sejak saat
itu setiap malam Mustika menyanyikan lagu nina bobo untuk anak
kesayangan, konon katanya lagu tersebut merupakan lagu 'Nina Bobo' yang sering kita nyanyikan itu.
Di tahun 1875, Nina menderita sakit parah. Karena sakit yang dideritanya
itu Nina menjadi susah tidur. Sakit Nina berkepanjangan, setiap malam
ibunya terus menerus menyanyikan lagu "Nina Bobo" agar Nina bisa
tertidur dan menghilangkan rasa sakitnya. Sayang seribu sayang, Hingga
akhirnya pada tahun 1878 hidup Nina usai di umurnya yang menginjak 6
tahun. Nina jatuh sakit dan meninggal dunia.
Sejak Nina meninggal dunia, kejadian aneh pun mulai terjadi. Van Rodjnik
kerap kali mendengar Mustika menyanyikan lagu ini. Kepada suaminya,
Mustika mengaku sering kali mendengar Nina sedang menangis karena tidak
bisa tidur dan dia meminta lagu tidur yang biasanya disenandungkan
olehnya. Sejak saat itu, tak terhitung berapa kali Mustika menyanyikan
lagu ini, hingga akhirnya ajal menjemput Mustika.
Sejak kematian Mustika, Van Rodjnik pun mengalami hal serupa, kerap kali
dalam pandangannya, ia melihat anaknya Nina sedang menangis dan
memintanya untuk mendendangkan lagu ini untuk tidur. Awalnya, Van
Rodjnik tidak mempedulikannya, sampai suatu ketika Van Rodjnik didatangi
arwah Nina yang memintanya menyanyikan lagu nina bobo.
Begini ceritanya, alkisah pada suatu malam Kapten Van Rodjnik yang
tengah tertidur pulas tiba-tiba terkejut ketika mendapati ada tangan
seorang anak kecil kira-kira berumur 6 tahun sedang menangis dan
membangunkannya. Anak kecil tersebut berkata, "Pa.... Kok Papa gak nyanyiin lagu tidur buat aku....??". Setelah
kejadian itu pikiran Kapten Van Rodjnik pun terganggu dan setiap malam
ia selalu menyanyikan lagu "Nina Bobo" tersebut berulang-ulang hingga
dia meninggal.
Konon katanya ketika anda menyanyikan lagu ini sebagai pengantar tidur anak anda yang masih bayi, tepat ketika anda meninggalkan kamar tempat anak anda tertidur. Nina akan datang ke kamar anak anda dan membuat anak anda tetap terlelap hingga keesokan paginya.
Konon katanya ketika anda menyanyikan lagu ini sebagai pengantar tidur anak anda yang masih bayi, tepat ketika anda meninggalkan kamar tempat anak anda tertidur. Nina akan datang ke kamar anak anda dan membuat anak anda tetap terlelap hingga keesokan paginya.
Dalam cerita versi kedua, Nina diceritakan adalah seorang
keturunan dari keluarga musisi klasik belanda yang sedang mencoba meniti
karir di Indonesia. Nina yang bernama lengkap Nina Van Mijk
dulunya merupakan gadis cantik belia dengan kehidupan yang normal-normal
saja seperti anak remaja lainnya. Dia suka sekali bersosialisasi dengan
anak seusianya. Namun suatu ketika hal ini berubah 180 derajat.
Suatu hari, di malam yang kelam disertai dengan petir-petir yang
menyambar. Perilaku dan wajah Nina berubah. Dia menjadi sosok yang
menyeramkan. Rambutnya berantakan, matanya menghitam, Nina yang berada
di kasurnya melipat tubuhnya kebelakang persis dalam posisi kayang,
merayap mundur sambil menjerit-jerit dan sesekali mengumpat-ngumpat
dengan bahasa Belanda. Pemandangan mengerikan tersebut disaksikan oleh
keluarga itu.
Sudah beberapa hari berlalu, sejak malam itu Nina dipasung di dalam
kamarnya. Tangan dan kakinya diikat dengan seutas tambang. Keadaan Nina
semakin memburuk, tubuhnya semakin kurus dan pucat. Ibu Nina hanya bisa
menangis tiap malam ketika mendengar Nina menjerit-jerit. Ayah Nina
kebingungan dan ketakutan melihat kejadian yang menimpa anaknya. Diapun
meninggalkan Indonesia dan kembali ke Belanda. Pembantu rumanya pun
pergi meninggalkan rumah itu karena takut. Tinggalah Nina yang dipasung
dan Ibunya di satu rumah tak terurus.
Di suatu malam, ibu Nina tidak mendengar Nina yang selalu
menjerit-jerit. Dia merasa aneh dan memutuskan pergi ke kamar Nina.
Ternyata Nina dalam keadaan lesu dan sangat ketakutan. Melihat anaknya
seperti, ibu Nina tidak tega dan melepaskan pasungan anaknya. Walaupun
Nina menyeramkan, ibunya tetap membelai anaknya dengan lembut. Ninapun
meminta ibunya untuk mendendangkan sebuah lagu tidur untuknya. Dengan
kasih sayang, sang ibu menyanyikan lagu Nina Bobo karangannya
itu. Nina pun terlelap hingga nafas terakhir. Sang ibu sangat bersyukur
sekali Nina sudah terlepas dari penderitaannya. Meskipun Ibunya sendiri
sangat kehilangan anak tercintanya. Sangat tragis kisah ini. Hiks hiks.
Cinta ibu memang sepanjang masa. Salut sama ibunya.
Lanjut ke versi ketiga. Sebuah fakta dari dokumen Wikipedia
mengatakan bahwa bahasa lagu yang berasal dari Indonesia ini merujuk
pada bahasa Cina dan Portugis. Kata bobo yang bermakna tidur diambil
dari bahasa Cina, sedangkan Nina dalam bahasa Portugis bermakna menina
alias perempuan atau seorang gadis, dan bukan merujuk pada sebuah nama.
Beberapa sumber lain mengatakan lagu ini adaptasi dari sebuah lagu
gereja berjudul Abide With Me.
Ada juga yang mengatakan lagu nina bobo ini sebenarnya berasal dari negeri kincir angin belanda dan dipopulerkan pertama kali oleh Anneke Grönloh dan Wieteke van Dort, lagu ini juga begitu melegenda di negara-negara lainnya. Seperti inilah lirik lagu dalam bahasa Belanda tersebut.
Slaap meisje, oh slaap, meisje
(tidurlah gadis, o tidurlah gadis)
als je niet gaat slapen, zul je door een mug gestoken worden
(jika kamu tidak tidur, disengat seekor nyamuk)
Laten we gaan slapen, oh lief meisje
(tidurlah tidur, o gadis manis)
als je niet gaat slapen, zul je door een mug gestoken worden
(jika kamu tidak segera tidur, kamu akan disengat nyamuk)
Demikian Info Sedikit Dari Fakta Menarik Tentang Lagu Nina Bobo
Semoga Bermanfaat
Hal Aneh kembali
terjadi. Kali ini ad sebuah jam misterius dan beritanya saya ambil dari
lintas berita.com. berikut beritanya ;
Sepekan setelah Tsunami saya sempat menemani mas Imam B Prasodjo,
seorang Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) bersama rekannya
Charlie Moet dari Operasion USA, yaitu sebuah lembaga kemanusiaan yg
didirikan oleh para veteran tentara Amerika semasa perang Vietnam serta
Ariful Amir staf Yayasan Nurani Dunia Jakarta untuk berkeliling zona
tsunami di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Ribuan mayat masih
terlihat disetiap sudut kota yang sedang di evakuasi oleh teman2 relawan
dari berbagai provinsi dan negara saat itu.
Perjalanan kami sampai juga ke daratan yang pertama sekali di sentuh
tsunami yaitu pantai Ulhee Lhee dekat mesjid setempat setelah melintasi
puing2 bangunan. Tak jauh dari mesjid Ulhee Lhee yg masih kokoh berdiri
walau pernah di cium pertama kali oleh gelombang laut yang sangat tinggi
hingga ke pusat kota Banda Aceh, kami memperhatikan puing2 bangunan
yang hancur akibat bencana yang maha dahsyat itu dengan perasaan yang
tak menentu.
Tiba2 Charlie Moet mengambil sebuah jam dinding tua yang telah hancur
akibat Tsunami disekitar tempat kami berdiri. Sekilas tak ada yang
menarik dari jam dinding tua tersebut karena masih cukup banyak
benda-benda lain yang lebih besar dan berserakan dikawasan itu yang tak
diketahui siapa pemiliknya.
APA YANG MENARIK DARI JAM DINDING TUA ITU?
Kenapa Charlie Moet tertarik ingin membawa jam dinding tua itu ke negara
nya ! setelah ia menjelaskan, ternyata jam dinding tua itu saat diambil
di lokasi Ulhee Lhee terlihat tanggalnya menunjukkan pada angka 26, dan
pada panel hari menunjukkan tulisan SUN (Sunday/Minggu), sementara
jarum jam dinding itu menunjukan pukul 8 pagi lebih 58 menit, dengan
jarum pendek hampir menyentuh angka 9 dan jarum panjang pada angka 11
lebih beberapa garis saja.
Disitu barulah saya sadar, bahwa jam dinding itu telah berhenti berdetak
persis pada waktu terjadinya Tsunami Aceh pada Hari Minggu, 26 Desember
2004, pukul 08:58 Wib. Artinya ketika Aceh diguncang Gempa 9.8 SR jam
dinding itu mungkin masih berfungsi, dan berhenti berdetak setelah air
laut mengamuk menghantam Ibukota Serambi Mekkah yang di mulai dari
pantai Ulhee Lhee. Karena keadaan kota Banda Aceh masih sangat kacau dan
lumpuh, sementara tugas saya dan teman2 relawan masih sangat disibukkan
dengan distribusi bantuan kemanusiaan di Posko Indonesia Peduli SoRAK
Aceh, maka saya pun tak ambil pusing terhadap jam dinding tua itu yang
dibawa pulang oleh Charlie Moet ke Amerika Serikat.
Apa yang terjadi dengan jam dinding Ulhee Lhee itu beberapa bulan
kemudian? ternyata di hampir seluruh media massa internasional di
Amerika dan Eropa memuat berita dan foto2 tentang jam dinding tersebut
dan tak berapa lama Majalah TEMPO Jakarta juga menerbitkan berita dan
foto yang sama dengan halaman khusus pada majalah paling populer di
Indonesia itu.
TAHUN 2009:
Yang lebih mengejutkan lagi 3,5 tahun kemudian saya mendapat kabar bahwa
foto jam dinding tua Ulhee Lhee itu ternyata juga terpajang dalam
ukuran besar di ruang kerja orang nomer 1 di BRR (Pak Kuntoro). Saya
mulai kagum dengan jam dinding yang tak seberapa mana itu, karena jam
itu kini malah mulai tercatat dalam sejarah dunia, jam dinding itu
menjadi sangat penting maknanya dan di cari2 keberadaannya oleh
Pemerintah Indonesia.
Keterkejutan saya tak hanya sampai disitu, ketika mendengar kabar bahwa
Pak Kuntoro mendapat perintah dari Presiden untuk segera mencari jam
dinding tua yang heboh di media2 massa internasional itu. Memang pada
waktu itu tak ada seorang pun yang mengetahui dimana jam dinding ini
berada kecuali kami berempat dan Allah SWT.
Singkat cerita, BRR 1 menginginkan jam dinding itu dikembalikan ke Aceh
untuk ditempatkan di Museum Tsunami di Blang Padang Banda Aceh yang
sedang dibangun sebagai tempat benda2 bersejarah sisa Tsunami. Ternyata
untuk memulangkan jam dinding tua ini ke Indonesia tak semudah yang saya
kira, karena saat itu Charlie Moet punya rencana lain, yaitu ingin
menempatkan Jam dinding tua Ulhee Lhee itu di Museum negaranya di AS
PROSES PEMULANGAN JAM DINDING DARI AS KE ACEH
Melalui lobi-lobi khusus mas Imam B Prasodjo akhirnya Charlie Moet
bersedia membawa kembali Jam dinding tua itu kepada Pemerintah Indonesia
untuk ditempatkan di Museum Tsunami Aceh dengan sejumlah syarat.
Persyaratan yang ia minta adalah, jam dinding tua itu harus diberikan
ruangan khusus dan tersendiri di dalam Museum Tsunami, diberikan kaca
pelindung kedap udara agar bekas2 lumpur tsunami yang sudah kering yang
melekat pada jam dinding itu tidak hilang dan tetap asli, serta di dalam
ruangan diberikan lighting yang dapat menerangi jam tersebut dengan
jelas serta diberikan plakat informasi tentang riwayat jam dinding tua
itu.
Apa bila persyaratan2 itu tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah
Indonesia, maka dia menganggap negaranya adalah tempat yang terbaik
dalam memperlakukan benda-benda sejarah dunia. Pak Kuntoro selaku Ketua
BRR saat itu memang menyanggupi persyaratan2 yang diminta tersebut,
bahkan dia telah menyiapkan desain ruangan untuk jam dinding Ulhee Lhee
tersebut.
Pada akhirnya jam dinding tua Ulhee Lhee itu diterbangkan kembali dari
AS ke Jakarta transit via Singapura. Dari Jakarta selanjutnya
diterbangkan ke kota Banda Aceh dan ditempatkan beberapa jam di Kompleks
APEC – Radio KISS FM Aceh untuk selanjutnya pada malam harinya mas Imam
B Prasodjo, Charlie Moet, saya dan Ipe mengantarkan jam dinding Ulhee
Lhee itu kepada Pak Kunturo di Kantor BRR Lueng Bata, Banda Aceh.
Saat kami tiba di ruang kerja pak Kuntoro, yang pertama kali
ditanyakannya pada mas Imam adalah “Imam… mana jam dinding itu?” Imam B
Prasodjo menjawab, “waduh pak… ketinggalan di Jakarta”. Padahal jam itu
sudah berada diruangan pak Kuntoro yang dikemas dalam box. Walah… boss2
ini masih suka juga bercanda … foto saat proses serah terima Jam Dinding
Tua Ulhee Lhee yang bersejarah itu di ruang kerja BRR 1 pada
pertengahan tahun 2009.
link : http://www.kumpulancerita.net/keanehan-jarum-jam-yang-berhenti-ketika-tsunami-aceh.html
Hal Aneh kembali
terjadi. Kali ini ad sebuah jam misterius dan beritanya saya ambil dari
lintas berita.com. berikut beritanya ;
Sepekan setelah Tsunami saya sempat menemani mas Imam B Prasodjo,
seorang Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) bersama rekannya
Charlie Moet dari Operasion USA, yaitu sebuah lembaga kemanusiaan yg
didirikan oleh para veteran tentara Amerika semasa perang Vietnam serta
Ariful Amir staf Yayasan Nurani Dunia Jakarta untuk berkeliling zona
tsunami di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Ribuan mayat masih
terlihat disetiap sudut kota yang sedang di evakuasi oleh teman2 relawan
dari berbagai provinsi dan negara saat itu.
Perjalanan kami sampai juga ke daratan yang pertama sekali di sentuh
tsunami yaitu pantai Ulhee Lhee dekat mesjid setempat setelah melintasi
puing2 bangunan. Tak jauh dari mesjid Ulhee Lhee yg masih kokoh berdiri
walau pernah di cium pertama kali oleh gelombang laut yang sangat tinggi
hingga ke pusat kota Banda Aceh, kami memperhatikan puing2 bangunan
yang hancur akibat bencana yang maha dahsyat itu dengan perasaan yang
tak menentu.
Tiba2 Charlie Moet mengambil sebuah jam dinding tua yang telah hancur
akibat Tsunami disekitar tempat kami berdiri. Sekilas tak ada yang
menarik dari jam dinding tua tersebut karena masih cukup banyak
benda-benda lain yang lebih besar dan berserakan dikawasan itu yang tak
diketahui siapa pemiliknya.
APA YANG MENARIK DARI JAM DINDING TUA ITU?
Kenapa Charlie Moet tertarik ingin membawa jam dinding tua itu ke negara
nya ! setelah ia menjelaskan, ternyata jam dinding tua itu saat diambil
di lokasi Ulhee Lhee terlihat tanggalnya menunjukkan pada angka 26, dan
pada panel hari menunjukkan tulisan SUN (Sunday/Minggu), sementara
jarum jam dinding itu menunjukan pukul 8 pagi lebih 58 menit, dengan
jarum pendek hampir menyentuh angka 9 dan jarum panjang pada angka 11
lebih beberapa garis saja.
Disitu barulah saya sadar, bahwa jam dinding itu telah berhenti berdetak
persis pada waktu terjadinya Tsunami Aceh pada Hari Minggu, 26 Desember
2004, pukul 08:58 Wib. Artinya ketika Aceh diguncang Gempa 9.8 SR jam
dinding itu mungkin masih berfungsi, dan berhenti berdetak setelah air
laut mengamuk menghantam Ibukota Serambi Mekkah yang di mulai dari
pantai Ulhee Lhee. Karena keadaan kota Banda Aceh masih sangat kacau dan
lumpuh, sementara tugas saya dan teman2 relawan masih sangat disibukkan
dengan distribusi bantuan kemanusiaan di Posko Indonesia Peduli SoRAK
Aceh, maka saya pun tak ambil pusing terhadap jam dinding tua itu yang
dibawa pulang oleh Charlie Moet ke Amerika Serikat.
Apa yang terjadi dengan jam dinding Ulhee Lhee itu beberapa bulan
kemudian? ternyata di hampir seluruh media massa internasional di
Amerika dan Eropa memuat berita dan foto2 tentang jam dinding tersebut
dan tak berapa lama Majalah TEMPO Jakarta juga menerbitkan berita dan
foto yang sama dengan halaman khusus pada majalah paling populer di
Indonesia itu.
TAHUN 2009:
Yang lebih mengejutkan lagi 3,5 tahun kemudian saya mendapat kabar bahwa
foto jam dinding tua Ulhee Lhee itu ternyata juga terpajang dalam
ukuran besar di ruang kerja orang nomer 1 di BRR (Pak Kuntoro). Saya
mulai kagum dengan jam dinding yang tak seberapa mana itu, karena jam
itu kini malah mulai tercatat dalam sejarah dunia, jam dinding itu
menjadi sangat penting maknanya dan di cari2 keberadaannya oleh
Pemerintah Indonesia.
Keterkejutan saya tak hanya sampai disitu, ketika mendengar kabar bahwa
Pak Kuntoro mendapat perintah dari Presiden untuk segera mencari jam
dinding tua yang heboh di media2 massa internasional itu. Memang pada
waktu itu tak ada seorang pun yang mengetahui dimana jam dinding ini
berada kecuali kami berempat dan Allah SWT.
Singkat cerita, BRR 1 menginginkan jam dinding itu dikembalikan ke Aceh
untuk ditempatkan di Museum Tsunami di Blang Padang Banda Aceh yang
sedang dibangun sebagai tempat benda2 bersejarah sisa Tsunami. Ternyata
untuk memulangkan jam dinding tua ini ke Indonesia tak semudah yang saya
kira, karena saat itu Charlie Moet punya rencana lain, yaitu ingin
menempatkan Jam dinding tua Ulhee Lhee itu di Museum negaranya di AS
PROSES PEMULANGAN JAM DINDING DARI AS KE ACEH
Melalui lobi-lobi khusus mas Imam B Prasodjo akhirnya Charlie Moet
bersedia membawa kembali Jam dinding tua itu kepada Pemerintah Indonesia
untuk ditempatkan di Museum Tsunami Aceh dengan sejumlah syarat.
Persyaratan yang ia minta adalah, jam dinding tua itu harus diberikan
ruangan khusus dan tersendiri di dalam Museum Tsunami, diberikan kaca
pelindung kedap udara agar bekas2 lumpur tsunami yang sudah kering yang
melekat pada jam dinding itu tidak hilang dan tetap asli, serta di dalam
ruangan diberikan lighting yang dapat menerangi jam tersebut dengan
jelas serta diberikan plakat informasi tentang riwayat jam dinding tua
itu.
Apa bila persyaratan2 itu tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah
Indonesia, maka dia menganggap negaranya adalah tempat yang terbaik
dalam memperlakukan benda-benda sejarah dunia. Pak Kuntoro selaku Ketua
BRR saat itu memang menyanggupi persyaratan2 yang diminta tersebut,
bahkan dia telah menyiapkan desain ruangan untuk jam dinding Ulhee Lhee
tersebut.
Pada akhirnya jam dinding tua Ulhee Lhee itu diterbangkan kembali dari
AS ke Jakarta transit via Singapura. Dari Jakarta selanjutnya
diterbangkan ke kota Banda Aceh dan ditempatkan beberapa jam di Kompleks
APEC – Radio KISS FM Aceh untuk selanjutnya pada malam harinya mas Imam
B Prasodjo, Charlie Moet, saya dan Ipe mengantarkan jam dinding Ulhee
Lhee itu kepada Pak Kunturo di Kantor BRR Lueng Bata, Banda Aceh.
Saat kami tiba di ruang kerja pak Kuntoro, yang pertama kali
ditanyakannya pada mas Imam adalah “Imam… mana jam dinding itu?” Imam B
Prasodjo menjawab, “waduh pak… ketinggalan di Jakarta”. Padahal jam itu
sudah berada diruangan pak Kuntoro yang dikemas dalam box. Walah… boss2
ini masih suka juga bercanda … foto saat proses serah terima Jam Dinding
Tua Ulhee Lhee yang bersejarah itu di ruang kerja BRR 1 pada
pertengahan tahun 2009.link : http://www.kumpulancerita.net/keanehan-jarum-jam-yang-berhenti-ketika-tsunami-aceh.html
link : http://www.kumpulancerita.net/keanehan-jarum-jam-yang-berhenti-ketika-tsunami-aceh.html
Agen Judi bola Online Agen303Bet.com
ReplyDeleteAgen Judi Bola Online NowBet888.com
Bandar Judi Bola NowBet888.com
Bandar Judi Bola Agen303Bet.com.com
Bandar Judi Bola Terpercaya Agen303Bet.com
Bandar Judi Bola Terpercaya NowBet888.com
Mahaputra merupakan judul yang diberikan olehANTV untuk serial yang aslinya diberi judul "Bharat Ka Veer Putra". Serial yang disutradarai oleh Vaibhav Mutha, Arif Shamsi, dan Jitendra Srivastav ini mengambil cerita legenda terkenal di India yang berada pada masa peperangan menghadapi banyak musuh disekitarnya. India kala itu memang menjadi sebuah wilayah yang menggiurkan bagi negara penjajah seperti Turki,
ReplyDeleteBelum Pernah Menang Dalam Bermain Poker Online ???
ReplyDeleteAtau Ingin Mendapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Modal Yang Sangat Minim???
Segera Daftarkan ID Anda di SmsQQ Yang MerupakanAgen Judi Online Terpercaya
Solusi Yang Tepat Hanya di www(.)SmsQQ(.)com
Kelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
- Tidak ada settingan apapun dalam permainannya 1000%
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor dan Tarik Dana akan di selesaikan dengan cepat,tepat dan akurat.Hanya memerlukan waktu 1-2 menit (Jika Tidak Ada Gangguan)
- Kebanjiran Bonus disetiap Harinya
- Bonus Turnover 0.3%-0.5%
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Customer Service bersedia melayani Anda Selama 24 jam dengan pelayanan yang begitu sopan dan ramah.
- Berkerja sama dengan 4 bank lokal : BCA-MANDIRI-BNI-BRI
7 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker
Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com
Tunggu Apa Lagi Bosku ?